Tokoh-Tokoh Sosiologi

Tokoh-Tokoh Sosiologi -Berikut ini 5 tokoh sosiologi yang terkenal.


a. Auguste Marie Francois Xavier Comte


    Auguste Comte merupakan seorang tokoh brilian yang disebut sebagai peletak dasar sosiologi. Comte melihat hasil dari Revolusi Prancis cenderung ke arah reorganisasi masyarakat secara besar-besaran. Menurut Auguste Comte, reorganisasi masyarakat hanya dapat berhasil jika orang mengembangkan cara berpikir yang baru tentnag masyarakat.


    Comte memperkenalkan metode positif, yaitu hukum mengenai urutan gejala-gejala sosial. Auguste Comte memperkenalkan hukum 3 stadia (tahap), yaitu Tahap Teologis, Tahap Metafisik dan Tahap Positif.





b. Emile Durkheim

    Emile Durkheim merupakan salah seorang peletak dasar-dasar sosiologi modern. Durkheim terpengaruh oleh tradisi para pemikir bangsa Prancis dan Jerman. Semua pengaruh ini diolah dengan kratif oleh Durkheim sehingga sumbangannya sangat mengesankan dan berpengaruh besar terhadap Sosiologi abad ke-20.

    Dalam karya besarnya yang pertama, Durkheim membahas masalah pembagian kerja yang berfungsi untuk meningkatkan solidaritas. Durkheim membagi dua tipe utama solidaritas, yaitu Solidaritas Mekanis dan Solidaritas Organis.

    Menurut Durkheim, yang harus dipelajari sosiologi  adalah fakta-fakta sosial mengenai cara bertindak, berpikir dan merasakan apa yang ada di luar individu dan memiliki daya paksa atas dirinya.





c. Karl Marx

    Karl Marx lebih dikenal sebagai tokoh sejarah ekonomi daripada seorang perintis sosiologi. Ahli filsafat dan aktivis ini mengembangkan teori mengenai sosialisme yang di kemudian hari dikenal dengan nama "Marxisme". Meskipun demikian, Marx merupakan seorang tokoh teori sosiologi yang patut diperhitungkan.

    Sumbangan Karl Marx bagi sosiologi terletak pada teorinya mengenai kelas. Menurut Karl Marx, perkembangan pembagian kerja dalam ekonomi kapitalisme menumbuhkan dua kelas yang berbeda, yaitu Kaum Borjuis (kaum kapitalis) dan Kaum Proletar.

    Menurut Karl Marx, pada suatu saat kaum proletar akan menyadari kepentingan bersama sehingga bersatu dan memberontak terhadap kaum kapitalis. Mereka akan memperoleh kemenangan yang akan mengakibatkan terhapusnya pertentangan kelas sehingga masyarakat proletar akan mendirikan masyarakat tanpa kelas.





d. Herbert Spencer

    Menurut Herbert Spencer, fakta pertama yang penting dalam proses evolusi sosial adalah peningkatan jumlah penduduk. Pertumbuhan ini tergantung pada persediaan makanan dan kesempatan-kesempatan yang disajikan oleh alam. Perumbuhan itu bukan hanya merupakan akibat dari kelebihan kelahiran, tetapi juga dapat timbul dari penggabungan satuan-satuan sosial yang disertai dengan penigkatan diferensial struktural.

    Herbert Spencer membagi tiga aspek dalam proses evolusim yaitu diferensiasi struktural, spesialisasi fungsional, dan integrasi yang meningkat. Lalu, Herbert Spencer membagi struktur, bagian, atau sistem yang timbul dalam evolusi masyarakat menjadi 3, yaitu Sistem penopang, Sistem pengatur, dan Sistem pembagi. Herbert Spencer juga membagi tahap-tahap dalam proses evolusi dengan tipe-tipe masyarakat menjadi 3, yaitu Tipe masyarakat primitif, Tipe masyarakat militan, dan Tipe masyarakat industri.




f. Max Weber

    Max Weber menyatakan bahwa yang dipelajari oleh sosiologi adalah tindakan sosial. Menurut Weber, suatu tindakan manusia disebut tindakan sosial apabila tindakan ini dihubungkan dengan tingkah laku orang lain dan diorientasikan kepada apa yang terjadi sesudahnya.

    Tidak semua kontak dengan manusia lain merupakan tindakan sosial. Individu melakukan tindakan sosial bersifat aktif dan juga kreatif. Tindakan sosial juga merupakan kegiatan individu dan tidak pernah merupakan kegiatan kelompok. Weber menyebutkan istilah bangunan sosial seperti kegiatan negara, perkumpulan dan perusahaan. 

    Dalam analisis yang dilakukan Max Weber, terhadap masyarakat, konflik menduduki tempat sentral. Konflik merupakan unsur-unsur dasar kehidupan manusia dan tidak dapat dilenyapkan dari kehidupan budaya manusia. Konflik terletak pada dasar integrasi sosial maupun perubahan sosial.

      Dalam salah satu bukunya yang terkenal, The Protestant Ethic and the Spirit of Capitalism, Weber mengemukakan pendapatnya mengenai keterkaitan etika Protestan dengan munculnya kapitalisme di Eropa Barat. Menurut Weber, muncul dan berkembangnya kapitalisme berlangsung secara bersamaan dengan perkembangan sekte kalvinisme dalam agama Protestan. 
Previous
Next Post »
0 Komentar